Cara Berpikir
Di dalam semua aspek hidup, orang harus selalu menggunakan empat cara
berpikir. Dengan empat cara berpikir ini, orang bisa mempertimbangkan
segala sesuatu secara jernih. Dengan empat cara berpikir ini, orang bisa
mencapai kebahagiaan.
Yang pertama adalah pola berpikir analitis. Analitis adalah tindakan
memecah keseluruhan ke dalam bagian-bagian. Dengan cara ini masalah,
apapun bentuknya, bisa dipahami dengan lebih sederhana. Dengan cara ini
pula, orang bisa bekerja dengan tepat guna.
Yang kedua adalah pola berpikir kritis. Kritis berarti orang tidak
mudah percaya. Sebelum percaya atau menganut sesuatu, orang perlu untuk
mempertanyakannya, sampai ia menemukan dasar yang kokoh untuk percaya.
Dengan berpikir kritis orang tidak mudah terombang ambing oleh kabar
burung yang meresahkan.
Yang ketiga adalah pola berpikir teknis. Berpikir teknis berarti
berpikir tentang bagaimana cara melakukan sesuatu, mulai dari cara
menjual barang, sampai memperbaiki mesin yang amat mekanistis. Berpikir
mekanis berarti menyelesaikan masalah jangka pendek dengan tepat guna.
Yang keempat adalah berpikir reflektif. Dengan cara berpikir ini,
orang diajak melihat ulang apa yang telah dilakukannya. Ia diminta
melihat sisi baik maupun sisi lemah dari sikap hidupnya. Dengan
menjalani proses ini, orang dipastikan akan selalu peka pada kelemahan
diri maupun lingkungannya.
Tak Terpisahkan
Keempat cara berpikir ini harus diterapkan bersamaan. Keempatnya
tidak pernah boleh dipisahkan. Berpikir teknis tak pernah bisa
dipisahkan dari berpikir reflektif. Jika itu dipisahkan orang akan jadi
robot yang bekerja tanpa berpikir.
Berpikir analitis tidak pernah bisa dilepaskan dari berpikir kritis.
Untuk memecah masalah ke dalam bagian-bagian, orang perlu kritis
terlebih dahulu tentang apa yang sesungguhnya menjadi masalah. Jika
tidak kritis orang hanya menghabiskan waktu dan tenaga untuk sesuatu
yang sebenarnya salah arah.
Empat pola pikir ini juga menunjang sikap kepemimpinan. Seorang
pemimpin mulai dari level negara sampai memimpin diri sendiri amat
penting untuk menggunakan keempat pola pikir ini. Di dalam membuat
keputusan, ia perlu berpikir kritis dalam menemukan masalah, analitis
dalam memecah masalah ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana,
berpikir teknis untuk menerapkan solusi yang sudah ada, dan reflektif
untuk meninjau ulang setiap prosesnya.
Keempat pola berpikir ini akan membuat kita menjadi manusia yang
beradab. Kita tidak lagi agresif dan reaksioner di dalam menyingkapi
masalah. Keputusan yang kita buat dalam hidup pun lebih tepat guna di
dalam proses mencapai kebahagiaan bersama.
Jika setiap kebijakan publik dipandu oleh keempat pola berpikir ini,
maka kita akan, perlahan namun pasti, menjadi bangsa maju. Maju tidak
hanya dalam soal ekonomi, tetapi dalam soal kedewasaan politik,
kultural, dan bahkan seni. Dengan berpikir kritis, analitis, teknis, dan
reflektif di dalam semua bidang kehidupan, Indonesia akan menjadi
bangsa besar.
Lebih dari itu kita akan menjadi bangsa yang bahagia. Setiap
kebijakan lahir dari pertimbangan yang matang dan bijaksana. Ukuran
kemajuan tidak lagi bersifat material semata, tetapi sampai pada
kepuasan jiwa warganya. Itulah cita-cita kita bersama sebagai bangsa.
Situasi Kita
Namun kita mesti berkaca. Situasi kita sekarang jauh dari apa yang
kita harapkan. Kebijakan publik masih keluar dari pikiran yang amat
tidak kritis, sehingga tidak kena langsung pada masalahnya. Akibatnya
masalah tetap ada, dan bahkan semakin besar.
Kita juga kurang berpikir analitis. Akibatnya masalah ataupun
tantangan tak dapat dipecah ke dalam bagian-bagian lebih sederhana. Di
hadapan masalah ataupun tantangan raksasa, kita cenderung tak peduli,
menyerah, dan putus asa. Kita pun seolah tanpa harapan.
Jika tak mampu berpikir kritis dan analitis, solusi yang disarankan
pun juga tidak tepat guna. Berbagai langkah praktis diterapkan, namun
hasilnya tak terasa. Akibatnya sumber daya terbuang percuma. Masalah pun
tetap ada.
Semua itu dibarengi dengan tidak mampunya kita berpikir reflektif.
Kita tidak meninjau ulang apa yang telah kita lakukan. Akibatnya semua
masalah tetap ada, dan bahkan berulang setiap kalinya. Kita terus jatuh
pada lubang yang sama.
Itulah Indonesia. Itulah kita. Kunci untuk keluar dari masalah adalah
mengubah cara berpikir. Sudah waktunya kita menggunakan pola berpikir
kritis, analitis, teknis, dan reflektif di dalam semua aspek kehidupan
yang ada. Sudah waktunya. Tak bisa lagi ditunda.
Jika kita sudah menerapkan keempat pola pikir ini, kasus hakim yang
ditangkap, pejabat publik yang korup tanpa dihukum, dan sekolah yang
melegalkan pencontekan tidak akan terulang lagi. Andaikata kita sudah
menerapkannya sejak awal, mereka semua tidak perlu ada, dan menghiasi
panggung media masa kita.
Andaikan para pejaba baca blog kamu!!!!!
BalasHapus