1. Ciptakanlah hubungan baik
Sa’at seseorang datang menemuimu, pasanglah wajah yang manis yang
menggambarkan anda senang dengan kedatangannya sehingga dia merasa
nyaman dan tidak merasa bahwa dia telah mengganggu ketenanganmu. Lalu
tanyakanlah sesuatu yang ringan, misalnya: “Hai, bagaimana kabarmu?
murung sekali kelihatannya, ada yang bisa kubantu?”. dengan begitu dia
akan merasa sedikit tenang walaupun belum bercerita apa-apa.
2. Dengarkan sepenuh hati
Sa’at dia mulai menyampaikan sesuatu tataplah wajahnya dan jangan bagi
pikiran anda dengan persoalan lain yang memberi kesan anda mengacuhkan
keluhannya, walaupun anda memandang kepadanya.
3. Kenali persoalannya
ketika seseorang bercerita kita sering kali tak sabar untuk untuk segera
mengomentari atau memotong pembicaraan lalu langsung memberi solusi,
padahal dia baru menyampaikan beberapa kata saja, tapi anda memotong
ucapannya dengan mengatakan : ” oke saya sudah paham maksud anda, begini
saja…….”. Itu adalah hal yang kurang baik, ada baiknya anda
mendengarkan semua yang ingin dia disampaikan sampai dia meminta
tanggapan anda. Sebab Jika anda dahului atau memotong pembicaraan maka
ini dapat menimbulkan kesenjangan antara apa yang diinginkan orang itu
dengan apa yang ingin anda berikan padanya.
4.Berempatilah terhadapnya
Berempati adalah menempatkan perasaan dan pikiran kita de dalam perasaan
dan pikiran seseorang yang dalam masalah, artinya kita mampu melihat
persoalan orang lain dari sudut pandang dia, bukan dari sudut pandang
anda sendiri. Dengan empati orang akan merasa bahwa anda adalah orang
yang tepat untuk dijadikan tempat berbagi rasa, perhatikan juga
perobahan ekspresi wajahnya dan masuklah anda dalam kesedihannya itu,
dengan arti kata kalau dia menangis bukan berarti andapun harus
menangis, tapi memberikan ketenangan hingga dia cepat berlalu dari
kesedihan itu.
5. Jadilah pendengar yang baik
Menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah, karena dakalanya orang yang
bercerita tentang masalahnya hanya untuk mengurangi beban pikirannya
tampa harus meminta anda memberikan solusi untuknya, dengan bercerita
dadanya yang sesak menjadi sedikit lega, hatinya yang risau menjadi
sedikit plong. Maka dari itu tunggulah apakah dia meminta anda untuk
memberi solusi atau tidak, kalau iya barulah anda berikan alternatif
pemecahan tampa harus memaksa, peganglah prinsip bahwa keputusan tetap
ada padanya, bukan keputusan anda.
6. Jangan berlagak seperti guru
Yang perlu anda ingat bahwa orang yang menceritakan masalahnya kepada
kita bukanlah seperti seorang murid yang terkendala pelajaran dan
membutuhkan bantuan gurunya, jangan beranggapan bahwa seolah-olah
andalah orang yang paling tahu, paling pintar, paling menguasai masalah.
Situasi seperti ini tentu saja akan membuat seseorang merasa kurang
nyaman untuk berbicara terbuka dan berterus terang, karena dia merasa
lebih rendah dari anda, dan merasa dia diperlakukan seperti anak kecil
yang tak tahu apa-apa. Untuk menghindari kesan menggurui anda harus
selalu ingat bahwa anda hanyalah seorang sahabat yang dibutuhkan untuk
berbagi cerita atau berdialog tentang suatu masalah, bukanlah penentu
jalan keluar terbaik terhadap persoalan itu sendiri.
7.Bisa menyimpan rahasia
Jika kita sudah dipercaya maka adalah kewajiban kita untuk menjaga
kerahasiaan permasalahan seseorang tampa harus menunggu orang itu
meminta agar tidak bercerita kepada orang lain, godaan untuk bercerita
ke orang lain memang sangat kuat, tapi boleh saja bercerita, asal yang
diceritakan itu hanya masalahnya saja, bukan orang sipemilik masalah
tersebut, karena siapa tahu pihak lain bisa membantu jika anda tidak
bisa memberikan solusi. Tapi ada baiknya jika dia meminta bantuan anda
untuk mengatasi masalahnya sementara anda sama sekali tidak bisa
membantu, jangan malu untuk mengatakannya, lebih baik anda sarankan dia
untuk berkonsultasi dengan ahlinya dari pada anda ’sok Tahu’ yang
akhirnya berakibat malah menambah rumit persoalan itu sendiri.
heheehe siip2
BalasHapuskaka, minta izin copas ya, buat tugas kuliah, hehehe
BalasHapus